Sabtu, 11 Oktober 2014

Renungan Ibadah IKMASTI ....

IBADAH BERSAMA “IKMASTI”
SABTU, 11 Oktober 2014
Kolose 3 : 18 – 23.
TEMA             :
Mengasihi Sesama sebagaimana Engkau Mengasihi Tuhan
Bacaan yang terambil dalam kedua ayat ini dapat kita simak baik-baik apa yang tadi sudah dibaca. Latar belakang kehidupan orang-orang kolose pada waktu itu menunjukkan bahwa tujuan dari Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Kolose bahwa pada ayatnya yang ke 18 – 23, Paulus menegaskan agar ada hubungan baik, baik itu antara suami – istri, anak – orang tua. Mungkin hal-hal seperti ini dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita hari-lepas hari bahwa tujuan dari Paulus dalam menuliskan surat ini sangat baik, meskipun tulisan yang sudah cukup lama. Tetapi makna dari kitab lama ini membawa dampak yang baik untuk hidup dan kehidupan kita pada saat ini. Disini saya tidak terlalu membicarakan tentang latar belakang ayat-ayat ini, tetapi saya hanya ingin membicarakan tentang hubungan dari ayat ini dengan kehidupan kita sehari-hari.
Saya tertarik pada bacaan ini karena yang pertama bisa kita lihat dalam ayat 20. Hubungan antara anak dengan orang tua.  Sebagai anak rantau, atau anak yang jauh dari orang tua. Orang tua berani melepas kita untuk datang hidup sendiri dan hidup madiri disalatiga, artinya mereka mempercayai kita bahwa kita sudah bisa. Sudah bisa dalam arti bisa hidup mandiri tanpa penglihatan orang tua. Tetapi tanpa sepenglihatan mereka, yang patut kita buat disini adalah sesuai dengan “Tujuan” kita. Tujuan kita datang disini untuk apa yah seperti itu yang kita buat. Dalam ayat 20 mengatakan bahwa “taatilah orangtuamu dalam segala hal”, dalam segala hal berarti bukan dalam hal ini dan hal itu. Dalam segala hal, berarti semua yang masih kita ingat apa saja nasihat orang tua sebelum dan sesudah datang sampai disalatiga. Lanjutannya adalah karena itulah yang indah didalam Tuhan. Indah didalam Tuhan, bisa diartikan bahwa Tuhan ada dalam kehidupan orang tua. Jadi ketika kita sudah mendengar nasihat orang tua, dan menuruti nasihat mereka, sama artinya kita sudah melakukan sesuatu yang indah di dalam Tuhan. Di dalam 10 hukum taurat yang ke-5 pun mengatakan seperti itu, hormatilah orang tuamu supaya lanjut umurmu.  Jadi meskipun jauh dari orang tua, nasihat-nasihat yang sudah diingatkan, dan selalu diingatkan, aplikasikan. Contoh singkat, mama bilang “ega, jangan lupa belajar.” Yaaah, aplikasikan. Saya pribadi berpikirnya seperti ini, hasil tes yang bagus saja, itu sudah membuat mereka bangga. Apa yang di sampaikan dosen-dosen sangat baik jika kita simak secara baik. Bahwa kita yang membuat nilai itu sendiri. Ketika kita malas belajar, tidak dengar apa yang orang tua dan dosen bicarakan saja sudah dapat mempengaruhi kehidupan kita sebagai mahasiswa.  
Kembali kepada bacaan kita, dalam kolose 3 : 18 – 23 hubungan kita dengan sesame. Cara kita berinteraksi dengan sesame dalam masyarakat. Interaksi yang artinya hubungan timbale balik antara individu – individu, individu – kelompok, kelompok – kelompk, baik itu dalam kehidupan dengan teman 1 kelas, teman etnis, teman kost, teman asrama dlsbgnya.pada (ayat yang ke 23) saya pernah membaca buku kenapa saya menjadi orang Kristen? Jawaban yang sering didengar itu adalah karena mama dengan papa beragama Kristen karena sudah di babtis, karena sudah sidi. Dan mungkin yang menjadi anak pendeta jawabannya pasti karena saya lahir di sebelah gereja.

Pada ayat ini menjawab pertanyaan tadi karena dari Tema tersebut. esensi agama Kristen adalah KASIH. Tidak susah jika kita ingin melayani Tuhan. Karena pada ayat ini kata Paulus dalam suratnya ini dia mau memberitahukan kepada kita semua bahwa lakukan apa pun itu kepada sesama dengan segenap hati karena itu sama saja seperti kita melayani Tuhan. Kita mengasihi sesame, sama artinya kita mengasihi Tuhan. Bisa dikatakan bahwa Sosok Tuhan ada dalam diri sesame kita. Jadi kalau kita ingin melakukan hal-hal yang tidak baik terhadap teman kita, ingatlah ayat ini. 

berbicara tentang mengasihi sesama, saya teringat akan seorang filsuf kontenporer yang bernama Levinas. dia mengatakan bahwa "jika bertemu dengan subjek yang lain, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah kebaikan. karena pada mukanya sudah tertera kata "jangan sakiti aku". artinya disini ketika dengan sesama, baik yang sudah dikenal atau belum dikenal, hal pertama yang harus dilakukan adalah kebaikan, yang biasanya terjadi adalah ketika bertemu, hal yang paling utama dan pertama dilakukan adalah "senyum". karena seutas senyum adalah sebuah pelayanan yang sangat berharga dan dimiliki oleh seuma orang sebagai makhluk hidup.

AMIN....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar