Kamis, 02 Juli 2015

Kekuatan Ucapan Syukur

Ibadah pemuda GKMI Siloam
Minggu, 14 Juni 2015
Bacaan        : 1 Tesalonika 5:12-22
Tema            : Kekuatan Ucapan Syukur.

Bacaan ini  sudah kita bahas pada ibadah minggu lalu (pertengahan), dan sekarang akan kita perdalam lagi tentang bacaan tersebut, dengan tema yang sedikit berbeda yaitu “Kekuatan Ucapan Syukur”. Ada yang masih ingat inti dari firman minggu lalu?? (menunggu jawaban)
(pendahuluan) Sebelum masuk pada perenungan, saya mau mengingat kembali kepada saudara/i semua tentang cerita Ayub. Ayubadalah seorang yang berkelimpahan, mempunyai hidup yang baik. Ia memiliki banyak kekayaan dan budak-budak. Ayub pun dikaruniai istri dan anak-anak yang baik. Tapi Allah mengizinkan suatu masalah menimpanya. Ternak-ternaknya dirampas, semua anaknya meninggal, bahkan ia sendiri ditimpa penyakit berat. Melihat keadaan seperti itu, isteri Ayub langsung menyuruh Ayub untuk mengutuki (tinggalkan) Allah. Mungkin isterinya itu kesal dan marah kepada Allah, karena membiarkan hal buruk terjadi di keluarganya. Namun Ayub dengan besar hati dapat berkata, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan.” Ayub memutuskan untuk tetap bersyukur dan setia kepada Allah. Bagaimana dengan kita? Bersyukur saat senang, saat mendapat nilai bagus, saat mendapat uang banyak, itu adalah hal mudah. Tapi mengucap syukur saat tengah sakit, sedang terkena musibah, apakah kita bisa melakukannya? Dengan ketekunan Ayub, kesabaran Ayub dalam menjalani hidup dengan penuh penderitaan, dia tetap mengucap syukur, dan ketika Ayub dipulihkan, Tuhan memberikan kepada Ayub 2x lipat dari kepunyaannya yang dahulu. (Ayub 42:10)
(isi) Kaka-kaka dan saudara/i yang terkasih didalam Tuhan kita Yesus Kristus, saya tidak terlalu membahas tentang konteks kehidupan jemaat Tesalonika pada zamannya tetapi saya lebih membahas tema kita yaitu tentang “kekuatan Ucapan Syukur” "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu". (I Tesolonika 5:18). Mengucap syukur ketika mengalami hal-hal yang menyenangkan, menguntungkan, dan penuh berkat adalah hal yang mudah dan yang sering kita lakukan. Namun, dapatkah kita mengucap syukur dalam hal-hal yang buruk, kurang menyenangkan. Sama halnya yang dirasakan Ayub pada saat itu.
Alkitab memberi jawaban atas permasalahan ini. Ketika kita mengalami hal itu, kita harus belajar untuk dapat melihat hal-hal yang positif di tengah-tengah keburukan, kemalangan, kesulitan, kerugian, dan sakit penyakit yang kita alami. Kebanyakan kita susah mengucap syukur, dan bahkan tidak menyadari akan apa yang kita dapat itu berasal dari Tuhan. manusia memang tidak pernah puas dengan apa ia miliki sekarang, kehidupan kita sama seperti es batu, kena panas atau kena dingin pun tetap menerima kenyataan bahwa es harus cair, sama halnya dengan kita, senang atau tidak senang, hidup ini tetap harus kita jalani dan menerima kenyataan. Hidup ini jangan kita buat susah. Hidup yang santai adalah hidup yang penuh dengan ucapan syukur.  
Kaka-kaka dan saudara/i semua, mengucap syukur dalam segala hal adalah mudah, Misalnya, Sekalipun kita mengalami sakit-penyakit, kita tetap dapat bersyukur bahwa Tuhan itu baik sehingga melalui sakit-penyakit mengajari kita untuk menjaga kesehatan, melihat segala sesuatu dengan hal positif dan tetaplah bersyukur.  Jadi kalau kita sakit, janganlah kita menganggap itu sebagai ujian atau cobaan dari Tuhan tetapi berpikirlah bahwa apa yang Dia berikan kepada kita adalah suatu ajaran untuk tetap bersyukur. sesungguhnya tubuh manusia itu lemah. Hal ini harus membuat kita mau senantiasa bersandar kepada Tuhan, hidup dengan rendah hati. Kita bisa menetapkan hati untuk sungguh-sungguh percaya dan berharap kepada Tuhan di tengah-tengah keburukan, kemalangan, sakit penyakit dan hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan.
(penutup) kaka-kaka dan saudara/I semua, melihat kembali kepada Tema kita, “kekuatan Ucapan Syukur” Mengucap syukur dalam segala hal dapat membuat para pelakunya memiliki kesanggupan prima untuk menahan tantangan hidup dan mengalami kemenangan dari berbagai masalah yang harus dihadapi. Itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kita. Ini membuat kita mengalami dan merasakan kebaikan Tuhan. jauhkanlah dari kehidupan penuh sungut-sungut, banyak keluhan, tidak tahu berterima kasih, ketidakpuasan, amarah, maupun menyalahkan orang lain. Ucapan syukur membuat kita menemukan terobosan baru. Melihat kembali pada kehidupannya Ayub dengan selalu mengucap syukur dalam segala hal, baik itu yang senang maupun susah. Sehingga melihat penyerahan hati Ayub sepenuhmya kepada Tuhan, Tuhan pun memberikan lebih banyak daripada kekayaannya yang dahulu. Jadi mengucap syukur bukan memancing kita untuk mendapat yang lebih dari sebelumnya tetapi ada sisi positif dan hal baik dibalik mengucap syukur. Hal positif dan yang baik yang dimaksudkan Tuhan tidak akan dipahami oleh manusia, karena kebaikan yang disediakan Tuhan tidak sama seperti yang diharapkan manusia dan waktu Tuhan berbeda dengan waktu kita. Dan kehendak Tuhanpun berbeda dengan keinginan kita. Percayalah, Tuhan tidak pernah menutup mata.

Maka dari itu belajarlah untuk mengucap syukur dalam segala hal, dan Tuhan akan  melihat masa depan kita dengan kehendaknya yang tidak pernah kita pikirkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar