Ibadah pemuda GKMI Siloam
Minggu, 14 Juni 2015
Bacaan : 1 Tesalonika 5:12-22
Tema : Kekuatan Ucapan Syukur.
Bacaan ini sudah kita bahas
pada ibadah minggu lalu (pertengahan), dan sekarang akan kita perdalam lagi
tentang bacaan tersebut, dengan tema yang sedikit berbeda yaitu “Kekuatan
Ucapan Syukur”. Ada yang masih ingat inti dari firman minggu lalu?? (menunggu
jawaban)
(pendahuluan) Sebelum masuk pada perenungan, saya mau mengingat
kembali kepada saudara/i semua tentang cerita Ayub. Ayubadalah seorang yang berkelimpahan, mempunyai hidup
yang baik. Ia memiliki banyak kekayaan dan budak-budak. Ayub pun dikaruniai
istri dan anak-anak yang baik. Tapi Allah mengizinkan suatu masalah menimpanya.
Ternak-ternaknya dirampas, semua anaknya meninggal, bahkan ia sendiri ditimpa
penyakit berat. Melihat keadaan seperti itu, isteri Ayub langsung menyuruh Ayub
untuk mengutuki (tinggalkan) Allah. Mungkin isterinya itu kesal dan marah
kepada Allah, karena membiarkan hal buruk terjadi di keluarganya. Namun Ayub
dengan besar hati dapat berkata, “Tuhan
yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan.” Ayub memutuskan
untuk tetap bersyukur dan setia kepada Allah. Bagaimana dengan kita? Bersyukur
saat senang, saat mendapat nilai bagus, saat mendapat uang banyak, itu adalah
hal mudah. Tapi mengucap syukur saat tengah sakit, sedang terkena musibah,
apakah kita bisa melakukannya? Dengan ketekunan Ayub, kesabaran Ayub dalam
menjalani hidup dengan penuh penderitaan, dia tetap mengucap syukur, dan ketika
Ayub dipulihkan, Tuhan memberikan kepada Ayub 2x lipat dari kepunyaannya yang dahulu.
(Ayub 42:10)
(isi) Kaka-kaka dan saudara/i yang terkasih didalam Tuhan kita
Yesus Kristus, saya tidak terlalu membahas tentang konteks kehidupan jemaat
Tesalonika pada zamannya tetapi saya lebih membahas tema kita yaitu tentang
“kekuatan Ucapan Syukur” "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah
yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu". (I Tesolonika
5:18). Mengucap syukur ketika mengalami hal-hal yang menyenangkan,
menguntungkan, dan penuh berkat adalah hal yang mudah dan yang sering kita
lakukan. Namun, dapatkah kita mengucap syukur dalam hal-hal yang buruk, kurang
menyenangkan. Sama halnya yang dirasakan Ayub pada saat itu.
Alkitab
memberi jawaban atas permasalahan ini. Ketika kita mengalami hal itu, kita
harus belajar untuk dapat melihat hal-hal yang positif di tengah-tengah
keburukan, kemalangan, kesulitan, kerugian, dan sakit penyakit yang kita alami.
Kebanyakan kita susah mengucap syukur, dan bahkan tidak menyadari akan apa yang
kita dapat itu berasal dari Tuhan. manusia memang tidak pernah puas dengan apa
ia miliki sekarang, kehidupan kita sama seperti es batu, kena panas atau kena
dingin pun tetap menerima kenyataan bahwa es harus cair, sama halnya dengan
kita, senang atau tidak senang, hidup ini tetap harus kita jalani dan menerima
kenyataan. Hidup ini jangan kita buat susah. Hidup yang santai adalah hidup
yang penuh dengan ucapan syukur.
Kaka-kaka
dan saudara/i semua, mengucap syukur dalam segala hal adalah mudah, Misalnya,
Sekalipun kita mengalami sakit-penyakit, kita tetap dapat bersyukur bahwa Tuhan
itu baik sehingga melalui sakit-penyakit mengajari kita untuk menjaga
kesehatan, melihat segala sesuatu dengan hal positif dan tetaplah
bersyukur. Jadi kalau kita sakit,
janganlah kita menganggap itu sebagai ujian atau cobaan dari Tuhan tetapi
berpikirlah bahwa apa yang Dia berikan kepada kita adalah suatu ajaran untuk
tetap bersyukur. sesungguhnya tubuh manusia itu lemah. Hal ini harus membuat
kita mau senantiasa bersandar kepada Tuhan, hidup dengan rendah hati. Kita bisa
menetapkan hati untuk sungguh-sungguh percaya dan berharap kepada Tuhan di
tengah-tengah keburukan, kemalangan, sakit penyakit dan hal-hal yang tidak
sesuai dengan keinginan.
(penutup)
kaka-kaka dan saudara/I semua, melihat kembali kepada Tema kita, “kekuatan
Ucapan Syukur” Mengucap
syukur dalam segala hal dapat membuat para pelakunya memiliki kesanggupan prima
untuk menahan tantangan hidup dan mengalami kemenangan dari berbagai masalah
yang harus dihadapi. Itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi
kita. Ini membuat kita mengalami dan merasakan kebaikan Tuhan. jauhkanlah dari
kehidupan penuh sungut-sungut, banyak keluhan, tidak tahu berterima kasih,
ketidakpuasan, amarah, maupun menyalahkan orang lain. Ucapan syukur membuat
kita menemukan terobosan baru. Melihat kembali pada kehidupannya Ayub dengan
selalu mengucap syukur dalam segala hal, baik itu yang senang maupun susah. Sehingga
melihat penyerahan hati Ayub sepenuhmya kepada Tuhan, Tuhan pun memberikan lebih
banyak daripada kekayaannya yang dahulu. Jadi mengucap syukur bukan memancing
kita untuk mendapat yang lebih dari sebelumnya tetapi ada sisi positif dan hal
baik dibalik mengucap syukur. Hal positif dan yang baik yang dimaksudkan Tuhan
tidak akan dipahami oleh manusia, karena kebaikan yang disediakan Tuhan tidak
sama seperti yang diharapkan manusia dan waktu Tuhan berbeda dengan waktu kita.
Dan kehendak Tuhanpun berbeda dengan keinginan kita. Percayalah, Tuhan tidak
pernah menutup mata.
Maka
dari
itu belajarlah untuk mengucap syukur dalam segala hal, dan Tuhan akan melihat masa depan kita dengan kehendaknya
yang tidak pernah kita pikirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar